Kamis, 16 April 2009

SEXUALITAS DAN GENDER

Sejak dua darsawarsa terakhir, wacana tentang gender telah menjadi bahasa yang telah memasuki setiap analisis social dan menjadi pokok bahasan dalam perdebatan mengenai perubahan social serta menjadi topic penting dalam setiap perbincangan mengenai tugas, hak dan kewajiban perempuan dan laki-laki.
Istilah gender yang relative baru dalam kalangan masyrakat dan banyak masyarakat yang belum memahami gender secara utuh, sehingga memunculkan berbagai pendapat, sikap dan cara pandang yang berbeda terhadap pengertian gender. Pada umumnya, masyarakat memahami konsep gender sama dengan pengertian jenis kelamin (seks).


Pengertian
1. Seks : pemahaman kelamin secara biologis, alat kelamin pria dan wanita
2. Seksualitas : segala sesuatu yang berkaitan dengan seks, dapat dalam bentuk nilai, orientasi dan perilaku seksual
3. Gender : status dan peran yang diberikan oleh masyarakat terhadap pria atau wanita

Dimensi Seksualitas
1. Dimensi Sosiokultural
2. Dimensi Agama dan Etik
3. Dimensi Psikologis

Gender
Gender mengacu pada perbedaan peran dan tanggung jawab sosial bagi pria dan wanita yang dibentuk oleh budaya

Isu Mengenai Gender
1. Masalah perempuan dan kemiskinan terjadi karena kemiskinan struktural akibat kebijaksanaan pembangunan dan sosial budaya yang berlaku
2. Kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi perempuan meningkatkan posisi tawar-menawar menuju kesetaraan gender
3. Masalah kesehatan wanita dan hak reproduksi yang kurang mendapatkan perhatian dan pelayanan yang memadai
4. Kekerasan fisik atau non fisik terhadap perempuan dalam rumah tangga maupun tempat kerja tanpa perlindungan hukum
5. Perlindungan dan pengayoman terhadap hak2 asasi perempuan secara sosial maupun hukum masih lemah
6. Keterbatasan akses perempuan terhadap media massa, sehingga ada kecenderungan media informasi menggunakan tubuh wanita sebagai media promosi dan eksploitasi murahan
7. Perempuan paling rentan terhadap pencemaran lingkungan seperti air bersih, sampah industri dan pencemaran lingkungan yang lain
8. Terbatasnya kesempatan dalam potensi diri perempuan
9. Terbatasnya lembaga2 dan mekanisme yang memperjuangkan perempuan
10. Perempuan yang berada didaerah konflik dan kerusuhan, banyak yang menjadi korban kekejaman dan kekerasan
11. Terbatasnya akses ekonomi perempuan untuk berusaha dibidang ekonomi produktif termasuk mendapatkan modal dan pelatihan usaha
12. Keikutsertaan perempuan dalam merumuskan dan mengambil keputusan dalam keluarga, masyarakat dan negara masih terbatas

Isu Gender dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi
1. Safe Motherhood
Ketidakmampuan perempuan dalam mengambil keputusan, kaitannya dengan kesehatan wanita, sikap dan perilaku keluarga yang cenderung mengutamakan laki2 (tuntutan peran ganda)
2. KB
Kesertaan ber-KB 98% perempuan (SDKI, 1997), perempuan tidak mempunyai kekuatan memutuskan metode kontrasepsi. Dalam pengambilan keputusan laki2 lebih dominan
3. Kesrep Remaja
Ketidakadilan dalam membagi tanggung jawab dan ketidakadilan dalam aspek hukum
4. PMS
Perempuan selalu dijadikan objek intervensi dalam program pemberantasan PMS

Penanganan terhadap Isu Gender
1. Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia
2. Perempuan lebih rentan dalam menghadapi risiko kesehatan reproduksi
3. Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dari hubungan laki2 dan perempuan
4. Perlunya kepedulian dan tanggung jawab laki-laki
5. Perempuan rentan terhadap kekerasan domestik
6. Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan urusan gender

Pengarus-utamaan Gender
1. Merupakan penerapan kepedulian gender dalam analisis, formulasi, implementasi dan pemantauan kebijaksanaan dan program dengan tujuan mencegah terjadinya ketidaksetaraan gender
2. Suatu proses penelahaan implikasi terhadap perempuan dan laki2 dari setiap kegiatan, program, kebijakan, UU dari setiap bidang dan tingkat.
3. Suatu strategi untuk memasukkan isu dan pengalaman perempuan dan laki2 ke dalam suatu dimensi yang integral dalam rancangan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan dan program dalam setiap bidang. Agar laki2 dan perempuan mendapat manfaat yang sama.
4. Sasaran utama : mencapai kesetaraan gender

Upaya Kesetaraan Gender diIndonesia
1. Memprioritaskan bidang-bidang yang b.d pemberdayaan perempuan, a.l : (Meneg UPW 1998)
2. Pemberdayaan perempuan disegala aspek kehidupan, terutama pendidikan, kesehatan dan akses terhadap sumber daya
3. Keadilan gender melalui pelaksanaan Gender Man Stream dalam program pembangunan, disamping tetap melaksanakan program2 dalam upaya peningkatkan peran perempuan dalam pembangunan
4. Penghapusan kekerasan terhadap perempuan melalui kebijaksanaan zero toleransi
5. Melindungi hak asasi perempuan dan anak
6. Memperkuat kemampuan perempuan di tingkat nasional dan regional
7. Menetapkan tentang keadilan dan kesetaraan gender sebagai tujuan pembangunan nasional (GBHN 1999-2004)

Gender Main Stream(GSM)
1. Tujuan
UMUM :
Memastikan bahwa semua kebijaksanaan dan program kesehatan mampu menciptakan dan memelihara kondisi kesehatan yang optimal baik untuk laki2 atau perempuan dari semua kelompok umur, secara adil dan setara dengan mengatasi berbagai hambatan yang terkait dengan gender

KHUSUS :
a. Menciptakan suasana yang mendukung untuk memasukkan kepedulian gender dalam kebijaksanaan, rencana program , pelaksanaan dan evaluasi
b. Mengidentifikasi dan menganalisa berbagai faktor yang menjadi penyebab kesenjangan gender dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
c. Memasukkan kepedulian gender dalam berbagai upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan mengutamakan kelompok rawan dan kelompok miskin
d. Memantau penerapan GSM dan efeknya terhadap derajat kesehatan laki2 dan perempuan, serta kesenjangan antara keduanya
2. Strategi
a. Pengumpulan data kesehatan melalui sensus, survei nasional dan sistim informasi kesehatan. Diseminasi informasi spesifik gender. Melaksanakan penelitian yang menunjang
b. Advokasi dan sensitisasi para penentu kebijaksanaan dan pengelola program serta petugas kesehatan
c. Menganalisa kebijakan dengan pendekatan perspektif gender.Menemukan upaya untuk mengurangi kesenjangan gender melalui kebijakan
d. Mengembangkan kapasitas program untuk mendesain program berwawasan gender.
e. Memobilisasi sumber2 dan kemitraan, melalui kerjasama dengan sektor terkait.

Penugasan:
1. Berilah komentar mengenai fenomena gender dalam lingkup kebidanan!!!
2. Berilah komentar pada blog paling lambat 27 april 2009 pukul 11.00!!! (komentar sebagai presensi)

79 komentar:

puspasariarifin mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
meidya_ mengatakan...

fenomena yang biasa terjadi adalah tentang sepasang suami istri yang belum memiliki keturunan padahal mereka telah lama menikah. Selalu saja pihak wanita yang pertama kali disalahkan. Padahal belum tentu kslhan itu terletak pd pihak perempuan. Bisa saja karena kualitas sperma yang buruk. Why ???
makasih bu...saya sudah ambil materinya..^_^
ARANTIKA MEIDYA P
R0108015
D4 KEBIDANAN 08 UNS

^aEn_nHa^ mengatakan...

sebelumnya makasih atas materinya bu ida., ehm saya mau nanya ni kenapa di Indonesia bidannya cuma boleh cewek aja, padahal di luar negeri bidan kan ada cowok juga???., terus kenapa kalau sapasang suami istri periksa kesuburan suaminya tidak mau ikut di test???., Klo menurut saya sih masalah gender di masyarakat sudah mulai berkurang bahkan mungkin sudah menjadi hal yang tabu karena cewek-cewek sekarang lebih berani berpendapat dan banyak yang bekompeten.,
YULIANA KARTIKA DEWI
R0108043
DIV KEBIDANAN '08
FK UNS

iYanK's mengatakan...

perempuan memang sudah kodratnya memiliki banyak kelemahan,,namun tidak seharusnya selalu dipersalahkan dalam hal susahnya punya anak..seharusnya dari pihak laki2pun perlu dipertanyakan..dan jika suami istri mw menerima kekurangan satu sama lain,mungkin g akan ada lagi suami2 yg selingkuh,,
makasih bu..materinya sudah saya baca..
ELLA NOVITA HP
R 0108051
DIV KEBIDANAN 08 UNS

Wanita berbicara mengatakan...

Mengapa wanita yang harus mjd objek intervensi dalam program pemberantasan PMS?Pdhl klo qt kaji lg,kslhn bkn spnuhnya bkn ada pd wanita.Msl pd prmslhn:Seorang suami yang suka jajan sembarangan,dia akn terkena PMS.Namun krn sftnya yg asimptomatik,sang suami tdk sdr klo sbnrnya ia sdg mgidap PMS.Lalu sang istripun akn tertular mLL hub bdn dg sang suami.Dr sinilah kesalahan spnuhnya dlimpahkan pd sang istri.Pdhl sbnrnya istrilah yg mjd koban pengkhianatan si suami.Hal ini jg srg mnimbulkn KDRT&tntu yg mjd pihak yg plg drugikn adl wanita.Solusi apa yg dpt diambil untuk mngtasi hal tsb,spy wanita dpt bersuara&memperoleh haknya?Menurut ibu,apkh pemerintah qt sdh mmbrikan perhatian sbgmn mestinya mgnai mslh tsb&apkh sdh ada perlindungan hukum mgnai mslh yang terkait?
Mksh ibu sy sdh ambil materinya....
ANANDITA WULAN SARI
R0108045
D4 KEBIDANAN 2008 UNS

FIA mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
FIA mengatakan...

Dalam kehidupan masyarakat terdahulu,jika kita berbicara tentang perempuan sama halnya dengan membicarakan 3M.
3M tersebut diartikan sebagai :
1.Masak (memasak)
2.Macak (berias)
3.Manak (melahirkan)
Namun seiring dengan berjalannya waktu dan atas perjuangan keras RA.Kartini dalam menyetarakan gender perempuan,maka sebagai perempuan kita harus melawan segala bentuk ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan terhadap perempuan.
Kita harus bangkit dan mandiri tanpa tergantung kepada orang lain.
Kita harus menunjukkan bahwa kita kuat dan mampu bertahan menghadapi kerasnya kehidupan.
Tapi meskipun begitu,kita juga tidak boleh melupakan berbagai kodrat yang di amanahkan Allah kepata kita,para perempuan.
Kesemuanya itu harus berjalan seimbang dan sesuai dengan porsi kita sebagai wanita.

FITRI EKA WULANDARI
D4 KEBIDANAN UNS
R0108021

puspasariarifin mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
puspasariarifin mengatakan...

mengapa ya,,perempuan itu tidak berani mengambil keputusan untuk metode kontrasepsi?padahal yang memakai adalah perempuan itu sendiri,,dan dia yang merasakan nyaman atau tidak,,,mengapa laki laki yang memutuskan??

saya
AYU KUSUMA P.A.
R 0108002
D4 KEBIDANAN 08 UNS

terimakasih bu,,,saya sudah copy materinya,,,

All SHopp... mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
All SHopp... mengatakan...

Istilah gender memang diketahui sebagian besar orang adalah jenis kelamin,laki-laki atau perempuan..
dan dlam masalah ini,, perempuan tetap menjadi seseorang yang selalu disalahkan jika ada sesuatu yang kurang..Terutama dalam masalah rumah tangga, tanggung jawab seorang wanita dalam mendidik anak-anaknya juga lebih besar, tanggung jawab akan segalanya dilimpahkan pada pihak wanita, misalnya pada keluarga tingkat ekonomi rendah, banyak wanita yang bekerja kasar demi menghidupi anak-anaknya karena banyak suami mereka yang menganggur atau bahkan pekerjaannya hanya berjudi...
apakah adill seperti itu??
R0108063
NUR FURI WULANDARI
D4 KEBIDANAN 2008 UNS

kayouchrysalis mengatakan...

Pada hakekatnya perbedaan gender laki-laki dan perempuan sering kali dijadikan salah satu alasan ketimpangan dari kehidupan sexual.
Faktanya, selalu wanita yang dinomorduakan, dan dipersalahkan oleh pihak laki-laki. Padahal belum tentu kesalahan disebabkan dari pihak wanita. Sebagai contoh dalam kehidupan masyarakat, justru pihak laki-laki lah yang sering membawa virus PMS. Laki-laki yang sering 'jajan' berisiko menularkan PMS pada istrinya saat melakukan koitus. Namun, seringkali mereka, para suami tidak menyadari dan mengakui hal itu.

Begitu juga dalam hal pengambilan keputusan, misalnya saat wanita memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Memang tidak salah jika berkonsultasi dengan suami, namun apa tidak sebaiknya akhirnya wanita lah yang memutuskan, toh dia juga yang akhirnya menggunakan.

Dan masih banyak lagi fenomena-fenomena sosial di masyarakat yang sering kali menjadikan perbedaan gender untuk mengeksploitasi wanita, khususnya dalam hal sexualitas.

Bagaimana bu, menurut anda tentang hal itu?? Meskipun telah ada UU tentang pemberdayan perempuan, namun mengapa masih saja wanita yang dipersalahkan??????????????

trimakasih bu, saya sudah mengopi materinya....

RIZKA AYU SETYANI
R0108009
D4 KEBIDANAN 08 UNS

uji rahayu mengatakan...

Bismillah,,
Masalh gender adalah masalah perbedaan sosial. Perbedaan tersebut timbul melalui proses sosialisasi atau pendidikan di keluarga, pendidikan, agama, adat dan sebagainya yang memberi simpulan bahwa laki-laki dan wanita mempunyai kesempatan , hak, dan kewajiban yang berbeda dalam bidang tertentu.
Seringkali masalah gender merugikan wanita.
Dalam bidang kesehatan misalnya, wanita disalahkan karena tidak menghasilkan anak oleh sang suami. Menuduh isrinya mandul tanpa bukti yang membenarkan. Ini jelas memojokkan kaum wanita, terlebih jika sang suami tidak mau memeriksakan fertilitasnya karena takut bila ternyata sang suamilah yang bermasalah.
Selain itu juga masalah reproduksi kesehatan. Perempuan miskin lebih banyak memiliki anak yang tidak diinginkan karena kurang mendapatkan akses terhadap pelayanan dan informasi kesehatan reproduksi. Kemungkinan terkena infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS, menambah risiko yang akan dihadapi oleh perempuan.
Dalam mengurus anak juga masih sering terjadi kasus suami lepas tenggung jawab dalam mengurus dan mendidik anak. Semuanya dianggap tugas sang ibu dengan alasan tugas suami adalah mencari nafkah saja. Padahal mendidik anak adalah tugas keduanya.
Ibu terima kasih artikelnya, maaf kemarin saya bolos.

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum.Wr.Wb Bu Ida.Terima kasih ibu atas materinya.
Menurut saya masalah gender adalah masalah yang ada sejak dulu dan sampai sekarang.Contoh-contoh yang riil adalah di sekitar lingkungan saya sendiri,KDRT yang selalu terjadi pada istri dan memojokkan wanita ketika terjadi kesalahan bimbingan pada anak.
Menurut saya,kejadian yang saya sebutkan adalah sebagian kecil mengenai perbedaan gender.
Dalam bidang kebidanan,kenapa pula harus suami yang memegang kekuasaan tinggi terhadap pengambilan keputusan alat kontrasepsi??Padahal yang akan di beri kontrasepsi adalah wanita itu sendiri.
Terus dalam hal media massa, kenapa harus perempuan yang di eksploitasi secara besar-besaran??Bukankah itu akan menimbulkan dampak buruk terhadap psikologi perempuan secara tidak langsung terutama bagi perempuan yang masih anak-anak. Bisa saja mereka akan meniru dan tidak memperhatikan nilai-nilai dalam masyarakat dan kodrati perempuan.
CINTIKA YORINDA.S.
R0108017
DIV KEBIDANAN 2008
FK UNS

flintha mengatakan...

Menurut saya, perempuan dalam lingkup kebidanan mempunyai ketertinggalan terhadap kaum laki-laki. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor intern maupun ekstern.
Sebagai contoh, sepasang suami istri yang sudah menikah lebih dari 1 tahun tetapi belum juga dikaruniai buah hati. Dalam hal seperti ini biasanya perempuanlah yang disalahkan. Sang suami selalu menuntut agar sang istri memeriksakan dirinya ke dokter sedangkan sang suami sendiri tidak memeriksakan diri.
Fenomena seperti ini didukung oleh kondisi lingkungan dan budaya sebagai faktor ekstern yang mengondisikan perempuan selalu di bawah pihak laki-laki dalam berbagai bidang. Dan juga dapat didukung oleh faktor intern yaitu ketidaksadaran suami terhadap perannya, kurangnya pengetahuan dari kedua belah pihak, dan sifat perempuan yang hanya pasrah. Dengan kondisi seperti itu tidak dipungkiri lagi bahwa dalam lingkup kebidanan perempuan mempunyai ketertinggalan terhadap laki-laki.

terimakasih Ibu, atas materinya. Ini sudah saya copy dan insyaallah saya sudah paham.

NURINA AYUNINGTYAS
R0108065
D4 KEBIDANAN 08 UNS

Elieta Nit Not mengatakan...

Komentar nindya
Dalam keluarga wanita dianggap lebih lemah dari pada laki-laki, itu kerena pada jaman dahulu wanita sudah di pingit dan tidak boleh beraktivitas sebebas laki-laki. Hal ini yang menyebabkan wanita kurang pengetahuan, sehingga hanya menuruti apa yang disuruh oleh suaminya. Misalnya pada waktu hamil suami menginginkan berhubungan seksual padahal sang istri merasa tidak nyaman dan sangat lelah,apabila istri menolak mungkin saja suami memarahi bahkan mungkin menghina. Padahal berhubungan suami-istri pada saat kehamilan apabila tidak hati-hati akan sangat berbahaya.Dan apabila terjadi sesuatu dengan kehamilan pasti suami langsung menyalahkan istri, padahal itu kesalahan suaminya sendiri. Sebagai wanita kita harus mempunyai cukup pengetahuan agar wanita tidak selalu disalahkan dan dianggap lemah.Seharusnya wanita bisa menentukan sendiri langkah yang akan dijalaninya sehingga dapat merasakan kenyamanan, misalnya tentang proses persalinan yg akan dijalani,pemakaian alat kontrasepsi,dan saat kapan ia akan hamil lagi tetapi juga harus seijin suami.
NINDYA KURNIAWATI
R0108062
D IV KEBIDANAN UNS 08

perbedaan ini mengatakan...

Assalamu'alaikum bu ida...
saya mau tanya pada poin Kesrep Remaja kok dijelaskan
"Ketidakadilan dalam membagi tanggung jawab dan ketidakadilan dalam aspek hukum"
maksudnya bagaimana??
lalu..pada strategi GMS kokdijelaskan dengan pengumpulan data kesehatan melalui sensus,,apakah cara ini sudah dilakukan pada setiaporang atau hanya melakukan pendataan di tempat pelayanan kesehatan saja??
padahal banyak kasus di pedesaan yang mana mereka menderita PMS yang belum diketahui karena tidaka adanya sarana dan prasarana....

terimakasih bu ida
materinya sudah saya copi

Wassalamu'alaikum wr wb


LuLuT LoLaLiTA
R0108006
D4-keBiDanaN unS

Kinanti's page mengatakan...

berbicara masalah gender merupakan suatu masalah yang luas...
tergantung oleh banyak aspek...
dan semua itu juga bermuara pada cara pandang individu.
kalau dalam kebidanan, fenomena gender terlihat pada waktu memeriksakan kesuburan...(red: novel Test Pack)disitu akan terlihat bagaimana posisi seorang wanita yang dilematis ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa walaupun belum tentu dia yang tidak subur, akan tetapi tetap saja masyarakat memandang wanitalah penyebab semua ketidakberesan.


Niken Bayu Argaheni
R0108061

^cha_cha^ mengatakan...

banyak orang beranggapan bahwa wanita itu lemah, karena mereka hanya melihat ari segi kelemahan,kalo saja mereka melihat betapa kuatnya seorang wanita saat berjuang melahirkan seorang anak,mereka akan menganggap bahwa wanita memang kuat, dan perlu mendapatkan perhatian yang khusus,
dalam kesehatan reproduksinya wanita memang perlu sebuah pelayanan yang khusus.
karena wanita juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjalankan roa pemerintahan.
oleh karena itu pemerintah seharusnya memberikan perlindunga yang baik bagi para wanita.
sekian komentar saya bu, terima kasih atas materi yang diberikan.
EKA FITRIYANTI
R0108019
D4 KEBIDANAN UNS

^cha_cha^ mengatakan...

banyak orang beranggapan bahwa wanita itu lemah, karena mereka hanya melihat ari segi kelemahan,kalo saja mereka melihat betapa kuatnya seorang wanita saat berjuang melahirkan seorang anak,mereka akan menganggap bahwa wanita memang kuat, dan perlu mendapatkan perhatian yang khusus,
dalam kesehatan reproduksinya wanita memang perlu sebuah pelayanan yang khusus.
karena wanita juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjalankan roa pemerintahan.
oleh karena itu pemerintah seharusnya memberikan perlindunga yang baik bagi para wanita.
sekian komentar saya bu, terima kasih atas materi yang diberikan.
EKA FITRIYANTI
R0108019
D4 KEBIDANAN UNS

Nee_a mengatakan...

nenek saya pernah bercerita bahwa kaum wanita pada zaman nenek saya dulu harus sepenuhnya patuh terhadap suami. para wanita hanya boleh melakukan kegiatan dirumah saja termasuk mengurus anak dan suami. tapi kenyataanya pada saat ini, wanita sudah bisa mengekspresikan dirinya seolah olah mempunyai hak dan kewajiban yg sama dengan laki2. apakah hal ini menentang norma "Gender" yg dilakukan oleh orang2 jaman dulu?? jujur saya masih bingung.

NIA FARARID A
R0108007
D4 KEBIDANAN 08 UNS

Nee_a mengatakan...

setelah saya baca lebih lanjut, ternyata kaum perepuan mempunyai tugas dan kewajiban yang sangat berat dibandingkan dengan kaum laki2.. tetapi kenyataanya kaum laki2 tidak mau menyadari tugas dan kewajiban wanita yang sangat berat ini.. contohnya saja, laki2 menganggap wanita hanya sebagai alat pemuas mereka.. klo tidak sesuai pasti terjadi hal2 yang sangat menyakitkan hati para wanita seperti tindak kekerasan terhadap wanita, pemerkosaan, dll. kenapa ya bu laki2 kok begitu???

rim_@ mengatakan...

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini kaum perempuan mendapat perlakuan yang tidak adil dalam perihal gender di masyarakat.Misalnya saja bila ada masalah infertilitas dalam rumah tangga,kebanyakan perempuanlah yng disalahkan atas hal ini( dikambinghitamkan). Padahal kita ketahui bahwa terwujudnya sebuah kehamilan tak akan terlaksana tanpa adanya peran ovum milik perempuan dan sperma milik laki-laki (kecuali pada kasus kloning). Karena itu pada hakekatnya perempuan dan laki-laki memiliki peran yang sama dalam reproduksi.Jika ovum perempuan diperiksa, maka sperma laki-laki pun harus diperiksa pula.
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan cukup membantu dalam hal ini.Jika sebuah pasangan saling mengetahui perannya masing-masing,maka tidak menutup kemungkinan akan timbul sikap saling menghargai antar sesama.Karena pada dasarnya laki-laki dan perempuan tercipta untuk saling melengkapi.
Yang terakhir, terima kasih Bu untuk materinya^_^

RIMA ANDRIYANI
R0108036
D4 KEBIDANAN 08 FK UNS

rim_@ mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
rim_@ mengatakan...

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini kaum perempuan mendapat perlakuan yang tidak adil dalam perihal gender di masyarakat.Misalnya saja bila ada masalah infertilitas dalam rumah tangga,kebanyakan perempuanlah yng disalahkan atas hal ini( dikambinghitamkan). Padahal kita ketahui bahwa terwujudnya sebuah kehamilan tak akan terlaksana tanpa adanya peran ovum milik perempuan dan sperma milik laki-laki (kecuali pada kasus kloning). Karena itu pada hakekatnya perempuan dan laki-laki memiliki peran yang sama dalam reproduksi.Jika ovum perempuan diperiksa, maka sperma laki-laki pun harus diperiksa pula.
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan cukup membantu dalam hal ini.Jika sebuah pasangan saling mengetahui perannya masing-masing,maka tidak menutup kemungkinan akan timbul sikap saling menghargai antar sesama.Karena pada dasarnya laki-laki dan perempuan tercipta untuk saling melengkapi.
Yang terakhir, terima kasih Bu untuk materinya^_^

RIMA ANDRIYANI
R0108036
D4 KEBIDANAN 08 FK UNS

galih mengatakan...

Askum bu Ida...

Bu,mengenai permasalahan gender itu relatif ga sich bu??kenapa sewaktu saya bertanya pada ibu dan nenek saya,mereka tidak merasa di bedakan gendernya..padahal apa yang terjadi pada beliau-beliau itu sudah mencerminkan dengan jelas adanya perbedaan gender. contohnya seperti ibu saya yang lebih dominan dalam mencari nafkah daripada ayah,padahal beliau juga masih harus mengurus rumah tangga. lalu untuk urusan dalam meja makan beliau sering mengambil dengan porsi banyak karbohidrat dan sedikit zat gizi lain,padahal jelas beliau juga membutuhkan tambahan gizi,alasannya lebih mengutamakan anak dan suami.

Sewaktu saya bertanya apakah beliau keberatan..mengejutkan juga sich,ternyata jawabannya itu TIDAK!!beliau bahkan menjawab itu soal kewajiban seorang istri, dan untuk soal makanan beliau menjawab kami memang perlu tambahan gizi daripada beliau..tapi setelah saya tanya,,kenapa ayah juga harus di utamakan,apakah posisi beliau tidak sama saja dengan ibu?beliau menjawab beda,karena bagaimanapun juga ayah itu berperan penting dalam keluarga,jadi jangan di pandang dari satu sisi saja...Woow..itu bagaimana Bu Ida??

kemudian pertanyaan kedua, bagaimana pandangan Ibu mengenai adat suatu keluarga tertentu yang menginginkan anak pertamanya laki-laki..??dengan alasan dapat menjadi pelindung untuk adik-adiknya kelak...apakah ini juga termasuk dalam masalah gender??


Sebelumnya terima kasih..

Waskum.

Galih Ariyana P.
R0108053
D-IV KEBIDANAN UNS

Unknown mengatakan...

no body is perfect..
itulah kehidupan sesungguhnya..

in the fact, banyak fenomena sosial tentang perbedaan gender yang merugikan wanita.
Wanita sering kali dijadikan sebagai problem centered atau pusat masalah apabila terjadi kekurangan dalam rumah tangga.
misal, kekurangan dalam memberikan keturunan, dalam mendidik anak, dalam mengelola anggaran rumah tangga, dan sebagainya.
padahal semua kesalahan itu, tidak mutlak terletak pada wanita.

kita sebagai wanita yang berkompeten,harus bisa mengatasi itu semua.
tetapi,di sisi lain,kita harus ingat kodrat kita sebagai wanita.
terima kasih..

PRADIPTA SIH UTAMI
R0108034
D4 KEBIDANAN 08 UNS

Rha 2 Qudz mengatakan...

Assalamu 'alaikum....

sesungguhnys Allah SWT menciptakan seorang wanita bukan dari kaki seorang laki-laki untuk jadi alasnya...
bukan pula tercipta dari kepala untuk jadi pimpinan dan atasnya...

melainkan Allah SWT menciptakan seorang wanita dari tulang rusuk seorang laki-laki yang dekat dengan lengan untuk dilindungi,dan dekat di hati untuk disayangi...


apabila antara wanita dan pria saling memahami hal diatas tentunya masalah perbedaan gender tidak akan ada...
namun sedikit sekali yg menyadari,sehingga gender muncul sebagai fenomena yg perlu digarisbawahi...

menurut saya,
permasalahan gender dapat teratasi apabila antara wanita dan pria tahu akan posisi dan porsi masing-masing sehingga kesenjangan dan ketimpangan tak kan pernah terjadi...

terima kasih
wassalam...


TIARA FATMA KUMALA
R0108042
D4 KEBIDANAN 08 UNS

nur aisyah mengatakan...

Bismillah....
Assalamu'alaykum
ibu ida terima kasih atas ilmunya.
Masalah gender merupakan masalah yang sudah populer.
Begitu pula dalam masalah kesehatan, dalam masalah ini wanita terkesan diabaikan. Misalnya dalam kehamilan yang bukan primi, wanita sering kali kurang mendapat perhatian dari suami maupun keluarga, hal ini terjadi karena pengaruh sosial, budaya, dan lingkungan.
Selain itu wanita cenderung disalahkan karena kekurangan dan kelemahan yang dimilikinya.
Akan tetapi pandangan tentang gender belum sepenuhnya benar karena ada masalah-masalah yang tidak semestinya menjadi tanggung jawab wanita. Untuk menghindari terjadinya ketidakselarasan antara suami dengan istri hendaknya mereka saling menasehati dan saling mengerti kekurangan, tanggung jawab, dan tugas masing-masing serta tidak saling menyalahkan satu sama lain.
Trimakasih ibu ida....
Wassalamu'alaykum

IIN NILAWATI
R0108003
D4 KEBIDANAN 08 UNS

nur aisyah mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
ques_can mengatakan...

Assalamu'alaikum wr wb.

Permasalahan gender memang sangat kompleks dan perlu perhatian yang serius bagi kita(pihak WANITA),yang cenderung menjadi korban ketidaksetaraan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat...


Jujur saja,dalam kehidupan keluarga saya,permasalahan gender juga terjadi.Ayah cenderung menjadi penguasa mutlak di rumah...
Dari hal pemenuhan kebutuhan makan,Ayah cenderung lebih diutamakan...Ibu sering sekali makan setelah ayah sudah selesai makan...padahal kan bukan hanya ayah saja yang bekerja untuk mencari nafkah,,,tetapi ibu juga mencari nafkah.
Dalam melaksanakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci baju,cuci piring dan membersihkan rumah,cenderung harus dilakukan oleh wanita (ibu),ayah saya tidak mau mengerjakan pekerjaan_2 itu, bahkan membantu ibu dalam mengerjakan pekerjaan_2 itupun ayah tidak mau..Menurut beliau,pekerjaan itu kan hanya diperuntukkan untuk perempuan,tidak pantas dilakukan oleh laki_2...


Kekerasan dalam rumah tangga pun sering sekali terjadi dalam kehidupan berumah tangga.Lagi-lagi wanitalah yang harus menjadi korban...
Dalam tindakan kriminal yang sering terjadi,yaitu Pelecehan seksualpun yang jadi korban adalah wanita...

Pasangan suami istri yang sudah bertahun-tahun tidak mempunyai anak,yang dipersalahkan juga dari pihak wanita...padahal kesalahan mungkin bisa terjadi dari pihak laki-2 kan?!?


Mengapa wanita selalu dianggap sebagai makhluk yang lemahhh bu???

MATUR NUWUN ATAS MATERINYA BU...


HUSNUL MUTHOHAROH
R0108054
DIV KEBIDANAN UNS

Anonim mengatakan...

assalamualaikum wr.wb

Bu Ida makasih atas materinya.
menurut saya gender di indonesia belum mencapai tingkat kesetaraan. masih di bedakan antara laki-laki dan perempuan. karena masih banyak hal yang secara tidak langsung menjadikan wanita sebagai pihak yang tersalahkan. seperti misalnya pada kasus infertilitas, dimana pria selalu menuduh kalau wanita yang menyebabkan pasangan suami istri tidak memiliki anak. padahal menurut literatur yang telah saya ketahui infertilitas bukan hanya dari pihak wanita tetapi juga dari pihak laki-laki. selain masalah infertilitas perempuan di indonesia banyak mendapat kekerasan dalam rumah tangga. istri disiksa oleh suami, padahal istri telah mengandung. dan tentunya kekerasan itu dapat mempengaruhi perkembangan janin. dimana mental ibu menjadi jatuh, merasa dirinya tidak berharga.

Hal terbaru tentang gender yaitu masalah yang dihadapi oleh model indonesia yang menjadi istri dari anak sultan kelantan, malaysia. dimana terdapat kabar kalau dalam berhubungan intim sang suami menyiksa istrinya terlebih dahulu. dan sekarang kebebasan untuk manohara adelia pinot sedang di perjuangkan.

untuk karena itu kita sebagai wanita harus terus berjuang untuk kesetaraan gender.
SEMANGAT!!!!!

ATNESIA AJENG
R0108046
DIV KEBIDANAN 08 UNS

CiLukBa! mengatakan...

gender..
fenomena ini kerap terjadi di kalangan kita.apalagi sekarang jaman semakin maju,tentunya perempuan ingin haknya disamakan.sering kali perempuan di nomor duakan di semua bidang,tentunya di bidang kebidanan.seperti yang kita tau,saat merencanakan program KB,selalu saja pihak perempuan yang harus menggunakan alat2 kontrasepsi.padahal pihak laki-laki juga bisa,tapi mengapa harus perempuan....?

YULIANIK QOIRUL A
R0108174
D4 kebidanan UNS 2008

CiLukBa! mengatakan...

gender..
fenomena ini kerap terjadi di kalangan kita.apalagi sekarang jaman semakin maju,tentunya perempuan ingin haknya disamakan.sering kali perempuan di nomor duakan di semua bidang,tentunya di bidang kebidanan.seperti yang kita tau,saat merencanakan program KB,selalu saja pihak perempuan yang harus menggunakan alat2 kontrasepsi.padahal pihak laki-laki juga bisa,tapi mengapa harus perempuan....?

YULIANIK QOIRUL A
R0108174
D4 kebidanan UNS 2008

andien mengatakan...

isu gender yang merebak lagi lagi memojokkan wanita pada titik yang pastinya dibawahlaki laki seperti pada PMS,,,,

saya akan mengomentari PMS yang di rasa sebagai ulah wanita padahal kan Pria yang membuat nya semakin marak,,
pikirkan jika tidak ada pria hidung belang pasti tak ada PSK dan pastinya tak ada PMS..

lalu masalah penyetaraan dalam pendidikan wanita masih merasakan diskriminasi,,
padahal didunia wanita lebih banyak daripada pria....
so, lapangan pekerjaan akan lebih banayak diisi wanita....

intinya...

SELAMAT HARI KARTINI...
(telat leeih baik dari pada tidak sama sekali)
hehe

Suko Andini Saputri
R0108072
D IV Kebidanan UNS 08

memey ^oo^ mengatakan...

.lapor bu ida..ini coment saya...^oo^...hehehehe..
.feomena yg biasa terjadi di bidang kebidanan tu kebanyakan adl masalah infertilitas..bnyk wanita yang sering disalahkan oleh suaminya karena tidak dapat memberi keturunan,,pdhl itu kan bukan salah dr pihak wanita saja,,bisa saja itu karena salah pihak suami jg..dalam masalah infertilitas,,sebaiknya dalam pemeriksaan ke dokter harus suami dan istri bersama-sama,,tidak istrinya aja,,suami jg harus diperiksa donk..hehehe...

.sekian bu ida dr saya...makasih..


MENIK SRI DARYANTI
R0108028
D IV KEBIDANAN 2008
FK-UNS

memey ^oo^ mengatakan...

.lapor bu ida..ini coment saya...^oo^...hehehehe..
.feomena yg biasa terjadi di bidang kebidanan tu kebanyakan adl masalah infertilitas..bnyk wanita yang sering disalahkan oleh suaminya karena tidak dapat memberi keturunan,,pdhl itu kan bukan salah dr pihak wanita saja,,bisa saja itu karena salah pihak suami jg..dalam masalah infertilitas,,sebaiknya dalam pemeriksaan ke dokter harus suami dan istri bersama-sama,,tidak istrinya aja,,suami jg harus diperiksa donk..hehehe...

.sekian bu ida dr saya...makasih..


MENIK SRI DARYANTI
R0108028
D IV KEBIDANAN 2008
FK-UNS

kenest mengatakan...

assalamuaikum bu ida....

klo masalah gender saya nggak komentar banyak karena kita diciptakan untuk saling melengkapi.

klo masalah seksualitas,,, memang sebaiknya sama antara laki - laki dan perempuan. Fenomena yang terjadi saat ini adalah lemahnya perlindungan hukum terhadap hak - hak reproduksi wanita. Contohnua luluk wanita pasung yang di jombang itu,,, dia sudah melahirkan 4 anak tanpa diketahui siapa ayah biologisnya, padahal dia mengalami gangguan jiwa. Menurut bu ida, apakah sebaiknya pemerintah tetap mengusut masalah itu atau mendiamkan saja karena masih banyak masalah lain dan karena dia menderita gangguan jiwa??????

o, iya bu satu lagi,,,manohara,,bukankah anak di bawah umur tidak boleh menikah?????dan itu sudah di atur dalam undang - undang, berarti melanggar undang - undang donk bu,,,,

terimakasih,,,
maaf ya bu bahasanya enggak karuan...

wassalamuaikum wr.wb

kenest mengatakan...

maAf bu lupa memberi identitas

ANISA ADI K
R0108014
D4 KEBIDANAN 08 UNS

TERIMAKASIH...

o'ta mengatakan...

assalamualaikum bu ida....
makasih buk buat materinya....

sebelumnya saya mau tanya bu...mengenai materi yang dijelaskan ibu...tentang 'isu mengenai gender'...disana dijelaskan salah satunya yaitu masalah perempuan dan kemiskinan terjadi karena kemiskinan struktural akibat kebijaksanaan pembangunan dan sosial budaya yang berlaku...ini maksudnya gimana ya bu????

selanjutnya mengenai masalah gender dalam lingkup kebidanan...
menurut saya belum mencapai titik terangnya....hehehe^^
contohnya pada pasangan suami istri yang tidak mempunyai keturunan, kebanyakan yang disalahkan adalah pihak sang istri, padahal hal tersebut belum pasti benar, seharusnya pasangan suami istri sama-sama memeriksakan diri....
selanjutnya pada pasangan suami istri yang diketahui mempunyai penyakit menular seksual, kebanyakan yang dituduh sebagai sumbernya adalah sang istri juga...masalah ini dapat menimbulkan masalah lain seperti KDRT dan poligami, yang lagi-lagi merugikan pihak perempuan....sungguh malangnya nasib perempuan....
Namun menurut saya hal ini dapat dihindari jika perempuan dan laki-laki saling mengerti akan posisi mereka dan pasangan mereka, serta saling menghargai satu sama lain.....

demikian komentar saya mengenai gender bu....
trimakasih bu...saya sudah mengkopi materinya....
saya sangat senang bisa nulis di blog ini...hehehehe ^^

OKTAVIANA MAHARANI
R0108066
D4 KEBIDANAN '08 FK UNS

fresh jasmine mengatakan...

Assalaamu'alaikum wr. wb.

Bu Ida, terima kasih untuk materi tentang gender ini.

Dalam permasalahan gender, wanita memang kerap kali dipojokkan sebagai "pihak bersalah". Saya pernah menjumpai kasus tentang gender yang terjadi di lingkungan dekat saya tinggal. Ada sepasang wanita dan pria yang telah menikah tujuh tahun lebih dan sampai sekarang belum juga memiliki anak. Karena masalah ini, si wanita jadi sering dicerca dan dimaki mertuanya. Suatu hari, terjadi cek cok di antara mereka berdua, sampai akhirnya si mertua berkata kasar sekali kepada si wanita, "Kamu memang perempuan mandul!!" Dan ironisnya, para tetangga sampai mendengar perkataan itu. Coba bayangkan, bagaimana perasaan wanita tadi setelah diperlakukan seperti itu. Dalam masalah ini, juga dalam kasus infertilitas lainnya, wanitalah yang harus menjadi pihak bersalah. Padahal kan belum tentu wanita yang mengalami kemandulan, bisa saja hal itu dikarenakan faktor infertilitas dari pria. Tapi fenomena gender yang terjadi telah mengaburkan hal itu. Apakah harus seperti itu Bu??

Sekian komentar dari saya Bu. Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum wr. wb.

Latifah Estriyani
R0108005
D-IV Kebidanan UNS 2008

--sHa-van-sHa- mengatakan...

assalaamu'alaikum....
Maaf bu,saya baru bisa kasih komen sekarang.karena kemarin-kemarin itu coba kirim gagal terus,mudah-mudahan yang ini sukses!amin...

Jaman jahiliyah bayi wanita dikubur hidup-hidup.hm...apa makna dari kesepakatan seperti itu ya?
-wanita tidak bisa diajak perang?ah siapa bilang..
-wanita menurunkan harga diri keluarga..?(hoho,alasan tidak ilmiyah jg masiiiih aja dipake!)
-wanita tidak fungsional? aneh ya..,padahal yang melahirkan bayi-bayi wanita maupun laki-laki pada masa itu juga seorang wanita lho... kenapa mereka tidak dikubur juga waktu bayi...kira-kira ada apa di balik semua itu....???

Huff...ternyata ketidaksetaraan gender telah banyak dicontohkan oleh para pendahulu kita.
Tapi para wanita jangan terus jadi pesimis.gimana pun juga kita tetap dikaruniai banyak kemuliaan yg tdk diberikan kpd kaum lelaki.
Hayo apa???kawan2 bisa kasih contoh kan..

Pada suatu ketika,tersebutlah seorang bidan desa yang tinggalnya di sebuah rumah reyot. Konon dia masih single dan free dari tanggung jawab kerumah tanggaan. Di desa itu
pula,tinggal seorang laki-laki yang berprofesi sebagai petani. Muda dan miskin.
Di suatu kesempatan, tanpa sengaja mereka bertemu. Singkat cerita mereka jatuh cinta dan menikah. Witing tresno jalaran ora ono seng liyo (",)
Namun sayang,13 tahun berlalu dan mereka belum juga dikaruniai keturunan.

Apakah selama ini sang bidan tidak pernah mengajak suaminya untuk memeriksakan ke-fertil-an mereka?
oh tentu tidak. Sebagai bidan dia telah mencoba berkali-kali membujuk suaminya yang memang dari sananya sudah kolot dan sangat tunduk pada takdir tanpa berusaha suatu apapun.
Tidak mau dibuat repot,egois,dan menganggap dirinya subur-subur saja. Padahal kan belum tentu zzaa pak zzzzaaaa....


Wah,sepertinya SPOG dan BIDAN perlu bikin forum khusus untuk melunakkan hati para bapak yang susah sekali 'dikandhani'...
perluas lagi sosialisasi tentang sebab-sebab dan solusi infertilitas. kalau ibu-ibu biasanya sudah menyadari akan pentingnya hal ini, bapak-bapak pun hendaknya berlaku sama.
agar tercipta suatu kecocokan,kekompakan,dan tentu saja keberhasilan dalam berumah tangga.
ups....



ini saja dari saya bu, terima kasih banyak.semoga bermanfaat.amin....

SAYIDA ROYATUN NISWAH
R0108039
D4 KEBIDANAN UNS 2008

--sHa-van-sHa- mengatakan...

assalaamu'alaikum....
Maaf bu,saya baru bisa kasih komen sekarang.karena kemarin-kemarin itu coba kirim gagal terus,mudah-mudahan yang ini sukses!amin...

Jaman jahiliyah bayi wanita dikubur hidup-hidup.hm...apa makna dari kesepakatan seperti itu ya?
-wanita tidak bisa diajak perang?ah siapa bilang..
-wanita menurunkan harga diri keluarga..?(hoho,alasan tidak ilmiyah jg masiiiih aja dipake!)
-wanita tidak fungsional? aneh ya..,padahal yang melahirkan bayi-bayi wanita maupun laki-laki pada masa itu juga seorang wanita lho... kenapa mereka tidak dikubur juga waktu bayi...kira-kira ada apa di balik semua itu....???

Huff...ternyata ketidaksetaraan gender telah banyak dicontohkan oleh para pendahulu kita.
Tapi para wanita jangan terus jadi pesimis.gimana pun juga kita tetap dikaruniai banyak kemuliaan yg tdk diberikan kpd kaum lelaki.
Hayo apa???kawan2 bisa kasih contoh kan..

Pada suatu ketika,tersebutlah seorang bidan desa yang tinggalnya di sebuah rumah reyot. Konon dia masih single dan free dari tanggung jawab kerumah tanggaan. Di desa itu
pula,tinggal seorang laki-laki yang berprofesi sebagai petani. Muda dan miskin.
Di suatu kesempatan, tanpa sengaja mereka bertemu. Singkat cerita mereka jatuh cinta dan menikah. Witing tresno jalaran ora ono seng liyo (",)
Namun sayang,13 tahun berlalu dan mereka belum juga dikaruniai keturunan.

Apakah selama ini sang bidan tidak pernah mengajak suaminya untuk memeriksakan ke-fertil-an mereka?
oh tentu tidak. Sebagai bidan dia telah mencoba berkali-kali membujuk suaminya yang memang dari sananya sudah kolot dan sangat tunduk pada takdir tanpa berusaha suatu apapun.
Tidak mau dibuat repot,egois,dan menganggap dirinya subur-subur saja. Padahal kan belum tentu zzaa pak zzzzaaaa....


Wah,sepertinya SPOG dan BIDAN perlu bikin forum khusus untuk melunakkan hati para bapak yang susah sekali 'dikandhani'...
perluas lagi sosialisasi tentang sebab-sebab dan solusi infertilitas. kalau ibu-ibu biasanya sudah menyadari akan pentingnya hal ini, bapak-bapak pun hendahnya berlaku sama.
agar tercipta suatu kecocokan,kekompakan,dan tentu saja keberhasilan dalam berumah tangga.
ups....



ini saja dari saya bu, terima kasih banyak.semoga bermanfaat.amin....

SAYIDA ROYATUN NISWAH
R0108039
D4 KEBIDANAN UNS 2008

nE_nE mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
nE_nE mengatakan...

perempuan janganlah selalu menuruti kemauan laki2..pada intinya,perempuan jg punya hak untuk bicara mengungkapkan pendapatnya dalam menentukan alat kontrasepsi yg cocok untuk dirinya..jadi suami dan istri harus saling komunikasi dlm masalah tersebut..
makacih ea bu',saya sdh mengambil materinya..

NENY AYU D.Y.A
R0108029
D4 KEBIDANAN 08 UNS

^bidan cantik^ mengatakan...

Selamanyaa, yang namanya perbedaan gender itu pasti ada. Didasari dari sifat manusia yang ingin menguasai manusia lain....

Salah satunya adalah fenomena gender di bidang kebidanan. Menanggapi fenomena tersebut, seorang bidan hendaknya lebih memberdayakan kemampuan seorang wanita agar mampu menghadapi fenomena ini.


At last but not least, maju terus Bidan Indonesia...!!!!!!


SISKA RAHARDINA
R0108011
DIV KEBIDANAN 08 UNS

Crea mengatakan...

Assalamualaikum wr wb...

Sebelumnya saya ucapkan Terima kasih atas materi yang telah ibu berikan...

mengenai seksualitas dan gender saat ini memang masih ada,,terutama di desa-desa,,dimana masih terikat oleh adat - istiadat...

seperti halnya di desa - desa (terutama di desa yang terpelosok)sangat jarang ditemui perempuan yang sekolah sampai atas,rata - rata lulus SD sudah dikawinkan,,hal ini berbeda dengan laki - laki,,ini saya alami di desa saya sendiri...

Padahal saat ini,laki - laki dan perempuan memiliki hak yang sama..seharusnya tidak ada lagi yang namanya "perbedaan gender",,karena terus terang saja yang paling susah ya perempuan,,
seperti kalau gak punya anak,walopun telah menikah bertahun-tahun,,rata2 pihak istri yang disalahkan,padahal belum tentu istri yang salah,hal ini seharausnya dibicarakan baik - baik,mencari penyebab dan mencari solusi,dsb..Bukan langsung menyalahkan pihak istri...

Saya setuju sekali dengan upaya kesetaraan gender di Indonesia,,saya harap upaya tersebut memang benar2 diupayakan,bukan hanya ditulis..sehingga kelak ke depannya tidak ada lagi yang namanya perbedaan gender...
terima kasih bu...

HIDUP MASA DEPAN INDONESIA..

RIZA WIDYA SARI
R0108069
D4 KEBIDANAN 08 FK UNS
.......

sichy_hana mengatakan...

gender adalah masalah klasik yang sudah ada sejak zaman jahiliah.Dmn " wanita selalu dijajah pria ". Dan masalah itu masih tetap ada. Mungkin karena perbedaan postur tubuh, kekuatan fisik, alat anatomis atau mungkin yang lain membuat wanita selalu direndahkan.

Masalah PMS wanita selalu disalahkan, tetapi bukankah seharusnya pria juga harus bertanggungjawab?????/

Perbedaan suatu PERAN dan TANGGUNG JAWAB adalah wajar, asalkan diletakkan di tempat yang benar. Wanita berperan sesuai porsinya dan begitu juga pria. Dan setiap orang berhak memilaih jalannya masing-masing.

Tapi setidaknya di lingkup kebidanan wanitalah yang mempunyai peran penting. Dan setidaknya itu membuktikan bahwa wanita itu BISA!!!! Dan wanita harus buktikan bahwa mereka bisa berhasil di bidangnya masing-masing.

TERIMA KASIH !!!!!!!!!

SIWI DYAH ASTUTI
R0108040
D4 KEBIDANAN 08 UNS

Rini ferin mengatakan...

Kenapa dalam rumah tangga yang berpartisipasi dalam program KB selalu wanita, meskipun ada presentasinya sangatlah kecil, padahal pria juga mempunyai andil yang sama untuk menekan angka kelahiran. Akan tetapi mereka mempunyai segudang alasan untuk menolak hal tersebut!!!!
Begitu juga dengan penularan PMS, wanita selalu dijadikan kambing hitam sebagi penular PMS.
Padahal setelah diselidiki kebanyakan laki- lakilah yang suka "jajan" sembarangan,dan menularkannya kepada istrinya.
Oleh karena gejala pada laki- laki cepat diketahui, sehingga bisa dilakukan pengobatan sedini mungkin.
Dan pada saat suami istri tersebut melakukan koitus lagi, suami tertular oleh istri yang pada awalnya tertular oleh suami.
Namun pihak wanita selalu lemah dan selalu disalahkan!
Terima kasih bu atas materinya....
SETYORINI
R0108071
DIV KEBIDANAN FK UNS

auLiy4^^ mengatakan...

assalamua'laikum wr.wb...ibu....

ibu sebeLumnya saya mau mengucapkan banyak makasih atas ilmu yang dahibu berikan......

dalam kehidupan ini tampak jelas memang perbedaan antara laki - laki dan perempuan,yang dapat kita lihat diantaranya dari kekuatan fisik dan gaya bicara laki - laki yang tampak lebih kuat dan keras...
namun sesungguhnya itu semua tidk bisa menjadikan tolok ukur bahwa kemudian wanita dpat diperlakukan dengan semena - mena.....
contoh real yang saat ini sedang 'hot' diperbincangkan adalah kasus dari model cantik 'manohara pinot' yang tersiar kabar bahwa ia dikekakng oleh suaminya sendiri....
sebagai seorang wanita kita harus bisa memperjuangkan harkat dan martabat kaum wanita meneruskan perjuangan ibu kartini...jangan ada laki partner abuse dalam kehidupan berumah tangga.....
demikian ibu....sekali lagi terima kasih..
ANA AULIYA A.
R0108013
DIV KEBIDANAN UNS

^_^ mengatakan...

assalamualaikum...
terima kasih atas materinya bu.
fenomena yang sederhana dan sering terjadi dalam ruang lingkup kebidanan adalah ketika terjadi konflik dalam rumah tangga.
ketika sepasang suami istri belum memiliki keturunan, maka yang disalahkan adalah sang istri, dan ketika dalam suatu rumah tangga terjadi konflik dengan tumbuh kembang anak, yang disalahkan juga istri yang dipandng tidak bisa mengurusi anaknya sehingga anaknya menjadi nakal atau bandel.padahal suami tentuny juga punya kewajiban yang sama walaupun tanggung jawab sebagai suami juga lebih berat.
terima kasih.
wassalam.
FITRI KURNIAWATI
R0108022
D4 Kebidanan 2008 FK UNS

^_^ mengatakan...

assalamualaikum...
terima kasih atas materinya bu.
fenomena yang sederhana dan sering terjadi dalam ruang lingkup kebidanan adalah ketika terjadi konflik dalam rumah tangga.
ketika sepasang suami istri belum memiliki keturunan, maka yang disalahkan adalah sang istri, dan ketika dalam suatu rumah tangga terjadi konflik dengan tumbuh kembang anak, yang disalahkan juga istri yang dipandng tidak bisa mengurusi anaknya sehingga anaknya menjadi nakal atau bandel.padahal suami tentuny juga punya kewajiban yang sama walaupun tanggung jawab sebagai suami juga lebih berat.
terima kasih.
wassalam.
FITRI KURNIAWATI
R0108022
D4 Kebidanan 2008 FK UNS

mety mengatakan...

Menurut saya, ketidaksetaraan gender akan berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Di zaman yang semakin maju ini sudah kita dapati wanita2 yang memperjuangkan nasibnya untuk tidak tunduk pada pria.Meskipun dalam agama mengajarkan untuk patuh pada suami tapi kalau suami bertindak yang merendahkan dan mengekang wanita, agamakan mengajarkan untuk tidak tunduk pada suami yang ekstrim tersebut. Maka dari itu dari sisi wanita tersebut harus punya tekad dan jiwa yang maju, jangan mau dikekang, jangan tunduk pada hal2 yang bisa merugikan wanita. Dan UU tentang perlindunhan wanita harus diperkuat agar wanita tidak tertindas. Pertebal iman dan taqwa. Demangat untuk para wanita...........

MARYATI
R0108057
DIV KEBIDANAN UNS

^_^ mengatakan...

assalamualaikum...
terima kasih atas materinya bu.
fenomena yang sederhana dan sering terjadi dalam ruang lingkup kebidanan adalah ketika terjadi konflik dalam rumah tangga.
ketika sepasang suami istri belum memiliki keturunan, maka yang disalahkan adalah sang istri, dan ketika dalam suatu rumah tangga terjadi konflik dengan tumbuh kembang anak, yang disalahkan juga istri yang dipandng tidak bisa mengurusi anaknya sehingga anaknya menjadi nakal atau bandel.padahal suami tentuny juga punya kewajiban yang sama walaupun tanggung jawab sebagai suami juga lebih berat.
terima kasih.
wassalam.
FITRI KURNIAWATI
R0108022
D4 Kebidanan 2008 FK UNS

RaThree mengatakan...

Assalamu'alaikum..
permasalahan gender memang sangat dekat dengan dunia kebidanan yang notabene menghadirkan wanita sebagai subjek utama, serta pihak2 yang berhubungan dg wanita itu sendiri,sebagai contoh adalah suami.
Contoh permasalahan yg sering terjadi adalah ttg infertilitas, dlm hal ini wanita sereing dijadikan kambing hitam, padahal laki2 jg bisa mengalami infertilitas.Dalam hal ini,hendaknya laki2 bisa lebih menghargai wanita dan lebih bijaksana.
Wanita dan laki2 harus memahami dan mengerti perannya masing2, agar peran itu dpt berjalan sebagaimana metinya, tanpa harus ada yang merasa mendapatkan ketidakadilan.
Terima kasih bu Ida atas materinya..^-^
RATRI NOVIYANTI
R0108068
DIV KEBIDANAN UNS 08

lena mengatakan...

Selamat membaca bu..
Menurut saya kesetaraan gender itu menimbulkan masalah baru yang lebih kompleks.. misalnya dipersalahkannya ibu bila anak sakit atau terlibat masalah diluar rumah... padahal pendididkan anak bukan tanggung jawab seorang ibu saja..
bagaimana menurut ibu??

Lena PD
R 0108026
D4 Kebidanan 2008

Anonim mengatakan...

Permasalahan Gender saat ini masih sering kita temukan di masyarakat, teutama di kalangan masyarakat pedesaan yang berlatar belakang pendidikan kurang. Hampir dalam semua hal, mereka menganggap bahwa laki-laki di atas manita. Dalam berbagai kasus, wanita sering menjadi korban, misalnya KDRT dan poligami.

Kita sering menjumpai kasus di mana dalam sebuah keluarga yang sudah menikah bertahun-tahun dan belum juga mendapatkan keturunan, pihak wanitalah yang dipersalahkan dan dituduh infertil. Tak jarang hal ini menjadi alasan suami untuk menceraikan atau memadu istrinya. Padahal jika mau meninjau lebih dalam, belum tentu pihak wanitanya yang infertil. Sebaiknya pada kasus seperti ini, sang suami juga bersedia untuk memeriksakan dirinya dan memecahkan masalah ini bersama dengan tidak merugikan salah satu pihak.

PISCOLIA DYNAMURTI WINTORO
R0108033
DIV KEBIDANAN UNS

Bunga Daraninggar mengatakan...

Bu Ida yang Cantik,,ini ni bu..saya mau berkomentar atau lebih jelasnya mungkin saya ini tanya Bu Ida..mengapa ya Bu kok selalu perempuan yang menjadi obyek dalam apa ya Bu itu lo kalo misalnya gambar-gambar porno di internet atau dunia maya..kenapa kok gak laki-laki saja..naa,kenapa ya Bu..ayo Bu kita cari bersama-sama..hehehehehe..ya itu saja ya Bu,,soalnya saya merasa gimana gitu lo Bu..kok selalu perempuan yang jadi obyek "begitu-begituan"..
BUNGA D
R0108016
D4 KEBIDANAN FK UNS

andien mengatakan...

banyak banget masalah gender.. pa lagi di indonesia yang hukum tentanh itu j maci sdikit..

kenapa c masalah masalah ini banyak yang menyudutkan kaum hawa padahal g semuanya datang dari kaum hawa..
contohnya
-PMS.
kenapa wanita yang diintervensi? pri juga penyebab dari PMS bukan cuma wanita... PSK banyak dirazia kapan ada razia GIGOLO???
(hewhe)
-kesetaraan mendapat pendidikan
paddahal banyak banget wanita wanita yang bisa berkarya dengan hebat..bidan coontohnya

kesimpulannya kesetaraan gender atau emansipasi bagus banget buat ke majuan bangsa Indonesia..

SUKO ANDINI SAPUTRI
R0108072

andien mengatakan...

banyak banget masalah gender.. pa lagi di indonesia yang hukum tentanh itu j maci sdikit..

kenapa c masalah masalah ini banyak yang menyudutkan kaum hawa padahal g semuanya datang dari kaum hawa..
contohnya
-PMS.
kenapa wanita yang diintervensi? pri juga penyebab dari PMS bukan cuma wanita... PSK banyak dirazia kapan ada razia GIGOLO???
(hewhe)
-kesetaraan mendapat pendidikan
paddahal banyak banget wanita wanita yang bisa berkarya dengan hebat..bidan coontohnya

kesimpulannya kesetaraan gender atau emansipasi bagus banget buat ke majuan bangsa Indonesia..

SUKO ANDINI SAPUTRI
R0108072

wulan mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
wulan mengatakan...

Assalamualaikum wr wb..
Perbedaan gender antara laki2 dan perempuan memng tidak mudah untuk dihapuskan,.tidak jarang sya masih menjumpainya dalam kehidupan sehari-hari,..Misalnya saja tetangga desa saya masih ada ortu yang menikahkan anak perempuannya di usia yang masih dini (setelah lulus SMP), usianya masih 15th,..menurut saya itu merupakan usia yang masih dini untuk menikah apalagi kalo nanti hamil dan melahirkan,,sedangkan anak laki2nya diberi kesempatan yang lebih untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi,.
Kita sebagai perempuan harus berani menyuarakan pendapat kita dan juga berani untuk maju!!!!
terima kasih bu ida untuk materinya,...
RATNA WULAN PURNAMI
R0108067
DIV KEBIDANAN UNS '08

oRChid mengatakan...

Assalamualaikum....bu Ida...
Terima kasih atas materinya
Masalah gender tu ga' da habisnya...
Sebagai contohnya perempuan cenderung memiliki tingkat pendidikan yang kurang tinggi, mungkin ini karena dulu karena adat maupun budaya setempat perempuan hanya mengerjakan pekerjaan rumah... padahal untuk mendidik anak ibu juga perlu banyak pengetahuan
Namun yang ada pada sekarang mungkin masalah infertilitas, seperti pada kasus tetangga saya, pasutri yang tak kunjung memiliki anak setelah menikah bertahun-tahun, kebanyakan orang menilai ini merupakan kekurangan si istri yang mandul...Seharusnya kan tes kesuburan apa yang menyebabkan sampai belum mempunyai anak, bisa saja kan karena anatomi sperma yang tidak lengkap?
Saya mau tanya, salah satu isu gender kan perempuan rentan terhadap pencemaran, maksudnya????
NURAINI IRAWATI
R0108064
DIV KEBIDANAN UNS

sHareeFa uNique mengatakan...

assalamu'alaikum wr.wb.

Saat ini,perbedaan gender masih sangat mencolok karena belum ada nya batasan yang jelas akan gender2 yang sesungguhnya. Dimana arti gender sendiri masih banyak di artikan salah oleh banyak orang.Banyak orang menilai bahwa kesetaraan gender itu adalah persamaan antara kaum wanita dengan pria dalam segala hal dan segala aspek. Padahal, disini perlu kita tekankan, bahwa kesetaraan gender yakni keadaan tanpa diskriminasi (sebagai akibat dari perbedaan jenis kelamin) dalam memperoleh kesempatan pembagian sumber2 dari hasil pembangunan serta akses terhadap pelayanan.

Maka, disinilah peran bidan dibutuhkan. Salah satunya untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang arti sebenarnya dari kesetaraan gender tersebut.
terimakasih.

makasih bu.. saya sudah copy materinya. tapi kok sebagian soal materi gendernya tak ada di blog ini ya?? tapi enggak apa2 kok bu...masih ada handout kakak asuh yang bisa mengimbanginya.

SYARIFAH
R0108041
D4 KEBIDANAN UNS

^Q_Q^ mengatakan...

assalamualaikum...
masalah gender saat ini tidak separah pada jaman dulu...
sekarang wanita telah diberi kebebasan berpendapat,,bertindak sesuai keinginannya,,ini berkat perjuangan ibu emansipasi wanita di Indonesia,,
tetapi tetap saja masih banyak wanita yang tertindas,,hal yang sedang marak diberitakan adalah mengenai manohara pinot,,model vantik Indonesia yang diperlakukan tidak selayaknya oleh suaminya sendiri,,tindak kekerasan juga dilakukan,,penganiayaan,,
hal itu tentu saja berefek pada kesehatannya,,psikologinya,,
mungkin memang ada seseorang yang mempunyai kelainan pada saat berhubungan seksual yang terlebih dahulu menyiksa pasangannya,,
tetapi ini terjadi pada anak di bawah umur,,tentunya pernikahan itu sebenarnya melanggar undang-undang,,
itu hanya sebuah contoh,,hendaknya kita sebagai wanita harus lebih tegas dalam menentukan pilihan hidup untuk hari ini,esok, dan seterusnya,,
karena wanita merupakan sosok penting yang akan melahirkan generasi-generasi penerus bangsa...
tetap semangat wanita Indonesia!!!
terimakasih..
wassalamualaikum..
AZIMATINUR RIFQI A
R0108047
D4 KEBIDANAN 08 UNS

Murti Ani mengatakan...

Masalah gender sudah menjadi masalah klasik..
Wanita dianggap sebagai makhluk yang lemah dan dijadikan no.2 dalam tatanan keluarga dibawah laki-laki..

Dalam suatu rumah tangga jika belum dikaruniai anak maka pihak wanita lah yang mendapat gelar "mandul", wanita juga sering menjadi pihak yang dipersalahkan jika terjadi PMS. Di samping itu juga ia sering menjadi sasaran KDRT.
Wanita yang memiliki pendidikan dan pengetahuan rendah mudah saja dipersalahkan dan menerima hal tersebut tanpa suatu tindakan atau upaya pembelaan.
Padahal masalah keturunan tidak hanya melibatkan wanita tetapi juga kesuburan reproduksi ke-2 pasangan,dan juga sekarang sudah ada perlindungan hukum bagi wanita mengenai kasus KDRT.

Bidan diharapkan mampu memberikan penyuluhan-penyuluhan terkait kesehatan reproduksi dan mampu memberikan dukungan kepada kaum wanita sehingga peran bidan dapat lebih berarti bagi kaum wanita.

Dengan SEMAGAT "KARTINI" mari qta perjuangkan kesetaraan Gender di Indonesia...
Ch@YoOO Bidan!!!
Makasih ya bu ats ilmunya,, dan
semoga bermanfaat bagi pembaca.
Amin.
MURTI ANI
R0108060
D4 KEBIDANAN'08
FK UNS

'ochan mengatakan...

gender adalah hal yang tak perlu dipermasalhkan.
sabagai wanita memang sudah kodratnya taat dan patuh terhadap perintah suaminya.
tapi laki-laki juga harus menghargai wanita. wanita adalah makhluk yang mulia. di belakang lelaki sukses berdiri seorang wanita yang siap mendukungnya. kemajuan suatu negara juga ditentukan oleh wanitanya, karena wanita yang mulia akn melahirkan generasi yanmg berakhlak pula.

gender dalam dunia kebidanan. biasany terletak pada peran wanita dalam mengambil keputusan.
misalnya pada penentuan alat kontrasepsi, wanita sebaiknya dapat memilih sendiri alat kontrasepsi mana yang akan dipakai. tentu saja dengan mempertimbangkan pendapat sang suami sebagai kepala keluarga.
toh pada akhirnya para suami menginginkan istrinya lah yang ber KB
trimakasih bu. ida atas materinya.

CHANDRA RAHMAWATI
R0108048
D4 KEBIDANAN UNS

aii want !!!! mengatakan...

kesenjangan gender mulai diperkecil saat ini..
hal ini dapat qta lihat dalam adanya usaha dari wanita untuk menyamakan hak dalam memperoleh pekerjaan..

saat iniy wanita juga mulai dipercaya dalam memimpin sebuag daerah atau bahkan negara,,sprti ibu Megawati..
selain itu,,sudah terdapatnya seorang wanita sebagai seorang sopir (busway) yang notabene lebih diumum dikerjakan oleh lelaki..

wahai para wanita,,
raih apa yang emang menjadi hak kita tpi tanpa melampaui kodrat kita sebagai wanita..


MAJU PARA WANITA,,
KITA TAHU KITA BISA!!!!

NUR SAAFINA D
R0108008
D4 KEBIDANAN UNS

Anonim mengatakan...

assalamu'alaikum wr wb
bu, terima kasih, materinya sudah saya ambil sebelum UTS

Bu, bagaimana seharusnya sikap kita bila ada seorang pasien yang mengeluhkan tentang sikap suaminya yang seolah-olah menyalahkan sang istri karena anak yang lahir berjenis kelamin perempuan? masalahnya, si suami ingin sekali mempunyai anak laki-laki.
bukankah kita tau bahwa sebenarnya penentu jenis kelamin anak adalah dari kromosom sang ayah?
berkaitan dengan masalah diatas, merupakan pencerminan bahwa di masyarakat sekitar kita belum mencapai kesetaraan gender, karena perempuan masih diposisikan di bawah laki-laki..

wassalamu'alaikum wr wb

KAFIDAH YURISDA NICE RICHE
R0108056
DIV KEBIDANAN FK UNS

jwhen mengatakan...

Remaja merupakan masa yang rentan terhadap pengaruh-pengaruh dari luar.Para remaja masih mencari identitas dirinya dan kebanyakan dari mereka mudah terpengaruh hal-hal yang kurang baik.Di indonesia saat ini masih banyak ditemukan kasus-kasus yang berkaitan dengan remaja.Salah satu contoh kasus yang masih banyak adalah kehamilan diluar nikah.Kasus ini berkaitan dengan gender,karena dalam hal ini pihak perempuan yang banyak disalahkan dan dirugikan.Padahal tidak semua kesalahan berasal dari pihak perempuan,laki-laki juga punya andil yang besar dalam kasus ini.Saat ketahuan hamil perempuanlah yang dikucilkan dan dipersalahkan.Bahkan tidak sedikit laki-laki yang menganjurkan untuk melakukan aborsi.Sedangkan aborsi merupakan tekanan bagi perempuan.Meskipun tidak hamil perempuan tetap dirugikan karena perempuan sudah kehilangan "keperawanan".
Gender merupakan fenomena yang komplek sehingga sangat perlu untuk diperhatikan dan dipertimbangkan......

makasih bu,,,saya sudah ngopi materinya
JUWENI
R0108055
DIV KEBIDANAN FK UNS 08

rusdiana khasanah mengatakan...

assalaamualaikum warohmatullohi wabarookatuhu

terima kasih bu atas materi yang diberikan serta kesempatan untuk memberikan komentar di blog ini. saya sudah mempelajari materi tersebut dan belum sempat untuk memberikan komentar.

pemberian status dan peran pada wanita sangat dipengaruhi oleh adat istiadat setempat, apalagi zaman sebelum emansipasi wanita muncul, wanita hanya jadi anak pingit alias di rumah membantu pekerjaan di rumah saja tanpa diperbolehkan untuk memperoleh pendidikan karena aturan dari penjajah, sangat miris mendengarnya. alhamdulillah saya berunrung tidak hidup di zaman penjajah, tetapi zaman sekarang, dimana sudah majunya zaman yang memperbolehkan wanita untuk meniti karirnya hingga mencapai puncaknya. Tak hanya di rumah saja, tetapi di luar rumah juga bisa jadi orang yang tak kalah jauh dengan seorang pria dalam hal pendidikannya.
Akan tetapi, sebagai seorang wanita juga tak boleh melupakan tanggungjawabnya sebagai seorang wanita, sehingga kita mampu untuk mengelola waktu dengan pekerjaan yang ada di luar rumah.

BUKTIKAN bahwa wanita juga mampu mempertunjukkan perannya di masyarakat TANPA MELUPAKAN TANGGUNGJAWABNYA sebagai seorang wanita,,,.

Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan dalam kuliah, semoga bermanfaat untuk berbagai pihak.aamiin.

assalaamu'alaikum warohmatullohi wabaraokaatuhu.


RUSDIANA KHASANAH
R 0108010
DIV KEBIDANAN UNS

Lia assegaf mengatakan...

bicara mengenai wanita pastinya menjadi suatu topik yang tak akan ada habisnya.salah satunya mengenai fenomena gender.rasanya tepat sekali di bulan april ini ada hari R.A Kartini yang dijadikan sebagai simbol persamaan hak-hak wanita di hadapan laki-laki.
salah satu fenomena gender dalam lingkup kebidanan misalnya wanita tidak mempunyai hak untuk memutuskan bagaiman proses persalinan yang diinginkan,sehingga dalam keadaan yang benar-benar mendesak keputusan masih barada di tangan suami.sehingga kepusan suami yang egois dan mementingkan diri sendiri akan membahayakan ibu dan bayi.
contoh lain adalah ketika sepasang suami istri infertil pastilah wanita menjadi obyek yang disalahkan.
wanita juga sering menjadi korban kekerasan dan pemerkosaan.hal ini dikarenakan wanita selalu dianggap lemah.marilah kita sebagai wanita selalu memperjuangkan hak-hak kita.

Lia assegaf mengatakan...

maaf bu comment saya belum ada identitasnya..
R.A ALIYAH
R0108035
D4 KEBIDANAN 08 UNS

fransisca mengatakan...

gender...?????
Saat ini sepertinya gender tidak terlalu dipermasalahkan lagi.Menurut saya laki-laki dan perempuan saat ini sudah tidak terlalu dibedakan. Tetapi saat ini yang ingin saya tanyakan mengapa perempuan masih saja dipersalahkan dalam hal mempunyai anak?????Padahal khan belum tentu masalahnya terletak pada pihak perempuan, bisa saja dari laki-lakinya. Mengapa hal seperti ini masih terjadi di jaman yang maju seperti ini ya bu?????
Terima kasih bu Ida >_<
FRANSISCA SEPTIANA S
R0108052
DIV KEBIDANAN 08 FK UNS

HANIFA mengatakan...

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Menurut saya gender dalam bidang kebidanan sangat terlihat bahwa wanitalah yang lebih berperan daripada laki-laki. karena secara jelas bidan di Indonesia adalah seorang "WANITA". Wanita memiliki keistimewaan dalam pelayanan kesehatan yaitu seperti memiliki ahli medis pribadi yang kita sebut dengan bidan, karena spesifikasi bidan adalah permasalahan ibu dan anak.
Namun di masyarakat masih terdapat fenomena bahwa wanita berada di bawah pria.Kita tidak bisa memungkiri itu semua, karena itu memang benar....suami memiliki hak atas istri, dan dalam melakukan apapun istri harus seizin suami, namun jangan memaknai itu secara mentah!! Wanita memiliki kemampuan yang sama dengan kaum pria, dan bahkan lebih, karena wanita adalah kaum yang ulet dan teliti, sehingga terkadang melebihi kemampuan kaum pria. Untuk itu jangan pernah memandang bahwa wanita adalah lemah, karena sebenarnya wanita adalah makhluk yang luar biasa....makhluk yang mempertaruhkan nyawa demi anaknya,selalu mengutamakan keluarga di atas segalanya, dan memandang suami sebagai seseorang yang mereka hormati...
Wassalam
HANIFA ANDISETYANA PUTRI
R0108023
D4 KEBIDANAN 2008 UNS
HANIFA ANDISETYANA

Salma Nusaiba mengatakan...

mengenai gender, saya paling tidak suka jika tubuh wanita dijadikan objek untuk menarik perhatian, misalnya pada iklan-iklan di media elektronik..

seharusnya wanita itu sendiri sadar dan mengerti akan harga dirinya sendiri..

cukup itu aja bu, makasih buat materinya.

SALMA NUSAIBA
R0108038

qoni mengatakan...

Masalah gender di indonesia ternyata masih sangat bnyak dan belum teratasi.Di blog ini saya dapat melihat masalah gender apa saja yang marak dan bagaimana penyelesaiannya.Semog ilmu ini berguna bagi saya.
KHOIRO QONITA
R0108004
D4 KEBIDANAN 08 UNS

maiiasukasemuasehat mengatakan...

assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh

sebelumnya terima kasih bu atas materi yang telah diberikan. saya sudah mengopinya sebelum uts askeb 1, ,dan sangad bermanfaat karena ada beberapa jawaban ada pada materi tersebut.

Untuk masalah gender dalam kebidanan memang wanita lah yang sangat berperan karena wanita yang merasakan hamil, melahirkan, dan mendidik anaknya dalam waktu yang lebih lama dibanding seorang pria.

Di era yang modern ini,terutama di daerah perkotaan sudah banyak pasangan suami istri yang bisa adil dalam memberikan pendidikan pada anak,sudah lebih mengerti tentang kesehatan reproduksi, dan pembagian peran dan tanggungjawab dalam aktivitas sehari-harinya. Dengan fasilitas-fasilitas kesehatan dan sosialisasi yang dilakukan dalam bidang kesehatan oleh NaKes, mereka bisa meningkatkan kesehatan dan lebih adil dalam peran dan tanggungjawabnya masing-masing.

Sedangkan untuk di daerah pedesaan maupun pelosok hutan masih memerlukan banyak pendidikan tentang hal tersebut karena terbatasnya fasilitas.
Oleh karena itulah peran bidan dibutuhkan dalam hal ini, ,untuk memberikan konseling(pendidikan) ataupun memberikan motivasi untuk meningkatkan kesehatan.Tapi hal ini tak boleh lepas dari dukungan pemerintah baik secara moral maupun materiil.

Menurut saya cukup begitu saja bu.
Terima kasih atas kesempatan berpendapat yang telah ibu berikan.
Semoga dapat bermanfaat.

Wassalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh.

MAYA HAPSARI HIJRAMASITA
R0108058
D4 KEBIDANAN 08 UNS

erina mengatakan...

Maaf ya bu, ngasih komentnya telat.........

Meskipun banyak digembar-gemborkan masalah kesetaraan gender, namun menurut saya wanita jaman sekarang masih tertindas oleh pria. hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan pria terhadap wanita.
Di sisi lain, pada masa kini peran wanita sudah mulai diakui, misalnya di bidang pemerintahan adanya wakil rakyat dan menteri dari kalangan wanita meskipun jumlahnya hanya sedikit bila dibandingkan dengan jumlah pria.

ERINA IKE SULISTYAWATI
R0108020
D4 KEBIDANAN 08 UNS