Kamis, 16 April 2009

SEXUALITAS DAN GENDER

Sejak dua darsawarsa terakhir, wacana tentang gender telah menjadi bahasa yang telah memasuki setiap analisis social dan menjadi pokok bahasan dalam perdebatan mengenai perubahan social serta menjadi topic penting dalam setiap perbincangan mengenai tugas, hak dan kewajiban perempuan dan laki-laki.
Istilah gender yang relative baru dalam kalangan masyrakat dan banyak masyarakat yang belum memahami gender secara utuh, sehingga memunculkan berbagai pendapat, sikap dan cara pandang yang berbeda terhadap pengertian gender. Pada umumnya, masyarakat memahami konsep gender sama dengan pengertian jenis kelamin (seks).


Pengertian
1. Seks : pemahaman kelamin secara biologis, alat kelamin pria dan wanita
2. Seksualitas : segala sesuatu yang berkaitan dengan seks, dapat dalam bentuk nilai, orientasi dan perilaku seksual
3. Gender : status dan peran yang diberikan oleh masyarakat terhadap pria atau wanita

Dimensi Seksualitas
1. Dimensi Sosiokultural
2. Dimensi Agama dan Etik
3. Dimensi Psikologis

Gender
Gender mengacu pada perbedaan peran dan tanggung jawab sosial bagi pria dan wanita yang dibentuk oleh budaya

Isu Mengenai Gender
1. Masalah perempuan dan kemiskinan terjadi karena kemiskinan struktural akibat kebijaksanaan pembangunan dan sosial budaya yang berlaku
2. Kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi perempuan meningkatkan posisi tawar-menawar menuju kesetaraan gender
3. Masalah kesehatan wanita dan hak reproduksi yang kurang mendapatkan perhatian dan pelayanan yang memadai
4. Kekerasan fisik atau non fisik terhadap perempuan dalam rumah tangga maupun tempat kerja tanpa perlindungan hukum
5. Perlindungan dan pengayoman terhadap hak2 asasi perempuan secara sosial maupun hukum masih lemah
6. Keterbatasan akses perempuan terhadap media massa, sehingga ada kecenderungan media informasi menggunakan tubuh wanita sebagai media promosi dan eksploitasi murahan
7. Perempuan paling rentan terhadap pencemaran lingkungan seperti air bersih, sampah industri dan pencemaran lingkungan yang lain
8. Terbatasnya kesempatan dalam potensi diri perempuan
9. Terbatasnya lembaga2 dan mekanisme yang memperjuangkan perempuan
10. Perempuan yang berada didaerah konflik dan kerusuhan, banyak yang menjadi korban kekejaman dan kekerasan
11. Terbatasnya akses ekonomi perempuan untuk berusaha dibidang ekonomi produktif termasuk mendapatkan modal dan pelatihan usaha
12. Keikutsertaan perempuan dalam merumuskan dan mengambil keputusan dalam keluarga, masyarakat dan negara masih terbatas

Isu Gender dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi
1. Safe Motherhood
Ketidakmampuan perempuan dalam mengambil keputusan, kaitannya dengan kesehatan wanita, sikap dan perilaku keluarga yang cenderung mengutamakan laki2 (tuntutan peran ganda)
2. KB
Kesertaan ber-KB 98% perempuan (SDKI, 1997), perempuan tidak mempunyai kekuatan memutuskan metode kontrasepsi. Dalam pengambilan keputusan laki2 lebih dominan
3. Kesrep Remaja
Ketidakadilan dalam membagi tanggung jawab dan ketidakadilan dalam aspek hukum
4. PMS
Perempuan selalu dijadikan objek intervensi dalam program pemberantasan PMS

Penanganan terhadap Isu Gender
1. Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia
2. Perempuan lebih rentan dalam menghadapi risiko kesehatan reproduksi
3. Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dari hubungan laki2 dan perempuan
4. Perlunya kepedulian dan tanggung jawab laki-laki
5. Perempuan rentan terhadap kekerasan domestik
6. Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan urusan gender

Pengarus-utamaan Gender
1. Merupakan penerapan kepedulian gender dalam analisis, formulasi, implementasi dan pemantauan kebijaksanaan dan program dengan tujuan mencegah terjadinya ketidaksetaraan gender
2. Suatu proses penelahaan implikasi terhadap perempuan dan laki2 dari setiap kegiatan, program, kebijakan, UU dari setiap bidang dan tingkat.
3. Suatu strategi untuk memasukkan isu dan pengalaman perempuan dan laki2 ke dalam suatu dimensi yang integral dalam rancangan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan dan program dalam setiap bidang. Agar laki2 dan perempuan mendapat manfaat yang sama.
4. Sasaran utama : mencapai kesetaraan gender

Upaya Kesetaraan Gender diIndonesia
1. Memprioritaskan bidang-bidang yang b.d pemberdayaan perempuan, a.l : (Meneg UPW 1998)
2. Pemberdayaan perempuan disegala aspek kehidupan, terutama pendidikan, kesehatan dan akses terhadap sumber daya
3. Keadilan gender melalui pelaksanaan Gender Man Stream dalam program pembangunan, disamping tetap melaksanakan program2 dalam upaya peningkatkan peran perempuan dalam pembangunan
4. Penghapusan kekerasan terhadap perempuan melalui kebijaksanaan zero toleransi
5. Melindungi hak asasi perempuan dan anak
6. Memperkuat kemampuan perempuan di tingkat nasional dan regional
7. Menetapkan tentang keadilan dan kesetaraan gender sebagai tujuan pembangunan nasional (GBHN 1999-2004)

Gender Main Stream(GSM)
1. Tujuan
UMUM :
Memastikan bahwa semua kebijaksanaan dan program kesehatan mampu menciptakan dan memelihara kondisi kesehatan yang optimal baik untuk laki2 atau perempuan dari semua kelompok umur, secara adil dan setara dengan mengatasi berbagai hambatan yang terkait dengan gender

KHUSUS :
a. Menciptakan suasana yang mendukung untuk memasukkan kepedulian gender dalam kebijaksanaan, rencana program , pelaksanaan dan evaluasi
b. Mengidentifikasi dan menganalisa berbagai faktor yang menjadi penyebab kesenjangan gender dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
c. Memasukkan kepedulian gender dalam berbagai upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan mengutamakan kelompok rawan dan kelompok miskin
d. Memantau penerapan GSM dan efeknya terhadap derajat kesehatan laki2 dan perempuan, serta kesenjangan antara keduanya
2. Strategi
a. Pengumpulan data kesehatan melalui sensus, survei nasional dan sistim informasi kesehatan. Diseminasi informasi spesifik gender. Melaksanakan penelitian yang menunjang
b. Advokasi dan sensitisasi para penentu kebijaksanaan dan pengelola program serta petugas kesehatan
c. Menganalisa kebijakan dengan pendekatan perspektif gender.Menemukan upaya untuk mengurangi kesenjangan gender melalui kebijakan
d. Mengembangkan kapasitas program untuk mendesain program berwawasan gender.
e. Memobilisasi sumber2 dan kemitraan, melalui kerjasama dengan sektor terkait.

Penugasan:
1. Berilah komentar mengenai fenomena gender dalam lingkup kebidanan!!!
2. Berilah komentar pada blog paling lambat 27 april 2009 pukul 11.00!!! (komentar sebagai presensi)

Selasa, 02 Desember 2008

Pertemuan Keempat (6 Desember 2008)-Tugas

I. KELAINAN METABOLISME
Anak-anak dengan kelainan metabolisme bawaan mempunyai satu atau lebih tanda-tanda dan gejala-gejala yang sangat bervariasi. Tanda dan gejala kelainan metabolisme bawaan antara lain : asidosis metabolik, muntah terus menerus, pertumbuhan terhambat, perkembangan abnormal, kadar metabolit tertentu pada darah dan urin meningkat, misalnya, asam amino atau amonia, bau yang khas pada urin, atau perubahan fisik seperti hepatomegali. Diagnosis untuk menegakkan kelainan metabolisme bawaan yaitu dengan memisahkan tanda dan gejala yang tampak pada periode neonatus dan yang tampak pada anak setelah periode neonatus.
Pada saat lahir, neonatus dengan gangguan metabolik biasanya normal, namun beberapa jam setelah kelahiran timbul tanda-tanda atau gejala-gejala seperti letargi, nafsu makan yang rendah, konvulsi, dan muntah-muntah.
Kebanyakan kelainan metabolisme bawaab diturunkan sebagai sifat resesif autosom, sehingga riwayat kekerabatan dan/atau kematian dalam periode neonatus pada keluarga dekat akan meningkatkan kecurigaan terhadap diagnosis kelainan metabolisme bawaan.
Manifestasi klinik kelainan metabolisme bawaan pada anak, antara lain : retardasi mental, defisit motorik dan konvulsi.
Kelainan metabolisme bawaan dapat terjadi akibat gangguan metabolisme asam amino, gangguan metabolisme lipid atau asam lemak, gangguan metabolisme karbohidrat dan gangguan metabolisme mukopolisakarida.

II. KELAINAN ENDOKRIN
Tanda dan gejala pada kelainan endokrin tergantung pada kelenjar endokrin yang mengalami kelainan.
Bentuk-bentuk kelainan endokrin, antara lain : hiperpituitarisme, hipopituitarisme, diabetes insipidus, diabetes mellitus, hipotiroidisme, tiroiditis, karsinoma tiroid, hipoparatiroidisme, pseusoparatiroidisme, hiperparatiroidisme, insufisiensi adrenokorteks, sindrom adenogenital, sindrom cushing, hipogonadisme hipergonadotropik, hipogonadisme hipogonadotropik.

TUGAS!
1. Buatlah makalah dalam kelompok dengan tema kelainan metabolisme dan kelainan endokrin
2. Bentuk menjadi 4 kelompok
3. Kumpulkan makalahnya kepada mbak erika bagian akademik DIV Kebidanan FK UNS
4. Malakah dikumpulkan selambat-lambatnya 1 minggu (tgl 13 Desember 2008) pkl. 11.00 WIB
5. Makalah akan dipresentasikan pada pertemuan selanjutnya (sesuai kesepakatan)
6. Pelajari materi perkuliahan ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN
7. Terima kasih

Pertemuan Keempat (6 Desember 2008)

1. Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya Liquor Cerebrospinal (LCS). Kadang disertai dengan peningkatan TIK (Tekanan Intra Kranial)
Etiologi:
• Gangguan sirkulasi LCS
• Gangguan produksi LCS
Tanda dan Gejala:
• Terjadi pembesaran tengkorak
• Terjadi kelainan neurologis, yaitu Sun Set Sign (Mata selalu mengarah kebawah)
• Gangguan perkembangan motorik
• Gangguan penglihatan karena atrofi saraf penglihatan
Penatalaksanaan:
• Pembedahan
• Pemasangan “Suchn Suction”

2. Fimosis
Fimosis merupakan pengkerutan atau penciutan kulit depan penis atau suatu keadaan normal yang sering ditemukan pada bayi baru lahir atau anak kecil, dan biasanya pada masa pubertas akan menghilang dengan sendirinya
Etiologi:
Malformasi konginetal
Tanda dan Gejala:
Gangguan proses berkemih
Penatalaksanaan:
Dilakukan tindakan sirkumsisi

3. Hipospadia
Hipospadia yaitu lubang uretra tidak terletak pada tempatnya, mis : berada di bawah penis
Etiologi
• Uretra terlalu pendek, sehingga tidak mencapai glans penis
• Kelainan terbatas pada uretra anterior dan leher kandung kemih
• Merupakan kelainan konginetal
Tanda dan Gejala:
• Penis agak bengkok
• Kadang terjadi keluhan miksi, jika disertai stenosis pada meatus externus
Penatalaksanaan:
• Pada bayi : dilakukan tindakan kordektomi
• Pada usia 2-4 tahun : dilakukan rekonstruksi uretra
• Tunda tindakan sirkumsisi, hingga kulit preputium penis/scrotum dapat digunakan pada tindakan neouretra

Pertemuan Ketiga (2 Desember 2008)

1. Hernia Diafragmatika
Hernia diafragmatika terjadi akibat isi rongga perut masuk ke dalam lobang diafragma
Etiologi:
Kegagalan penutupan kanalis pleuroperitoneum posterolateral selama kehamilan minggu ke-8
Tanda dan Gejala:
Bayi mengalami sesak napas
Bayi mengalami muntah karena obstruksi usus
Penatalaksanaan:
• Berikan diit RKTP
• Berikan Extracorporeal Membrane Oxygenation (EMCO)
• Dilakukan tindakan pembedahan

2. Atresia Duodeni
Atresia Duodeni adalah obstruksi lumen usus oleh membran utuh, tali fibrosa yang menghubungkan dua ujung kantong duodenum yang buntu pendek, atau suatu celah antara ujung-ujung duodenum yang tidak bersambung
Etiologi:
Kegagalan rekanalisasi lumen usus selama masa kehamilan minggu ke-4 dan ke-5
Banyak terjadi pada bayi yang lahir prematur
Tanda dan Gejala:
Bayi muntah tanpa disertai distensi abdomen
Ikterik
Penatalaksanaan:
Pemberian terapi cairan intravena
Dilakukan tindakan duodenoduodenostomi

3. Meningokel dan Ensefalokel
Meningokel dan ensefalokel yaitu adanya defek pada penutupan spina yang berhubungan dengan pertumbuhan yang abnormal korda spinalis atau penutupannya
Etiologi:
Gangguan pembentukan komponen janin saat dalam kandungan
Tanda dan Gejala:
- Gangguan persarafan
- Gangguan mental
- Gangguan tingkat kesadaran
Penatalaksanaan:
Pembedahan

Pertemuan Kedua (29 Nopember 2008)

1. Hirschprung
Hirschprung merupakan kelainan konginetal berupa obstruksi pada sistem pencernaan yang disebabkan oleh karena menurunnya kemampuan motilitas kolon, sehingga mengakibatkan tidak adanya ganglionik usus
Etiologi :
Kegagalan pembentukan saluran pencernaan selama masa perkembangan fetus
Tanda dan Gejala :
• Konstipasi/tidak bisa BAB/diare
• Distensi abdomen
• Muntah
• Dinding abdomen tipis
Penatalaksanaan :
• Pengangkatan aganglionik (usus yang dilatasi)
• Dilakukan tindakan Colostomi
• Pertahankan pemberian nutrisi yang adekuat

2. Obstruksi Billiaris
Obstruksi billiaris adalah tersumbatnya saluran kandung empedu karena terbentuknya jaringan fibrosis
Etiologi :
- Degenerasi sekunder
- Kelainan kongenital
Tanda dan Gejala :
- Ikterik (pada umur 2-3 minggu)
- Peningkatan billirubin direct dalam serum (kerusakan parenkim hati, sehingga bilirubin indirek meningkat)
- Bilirubinuria
- Tinja berwarna seperti dempul
- Terjadi hepatomegali
Penatalaksanaan
Pembedahan

3. Omfalokel
Omfalokel merupakan hernia pada pusat, sehingga isi perut keluar dalam kantong peritoneum
Etiologi
Kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu
Tanda dan Gejala
- Gangguan pencernaan, karena polisitemia dan hiperinsulin
- Berat badan lahir > 2500 gr
Penatalaksanaan
- Bila kantong belum pecah, diberikan merkurokrom yang bertujuan untuk penebalan selaput yang menutupi kantong
- Pembedahan

Selasa, 18 November 2008

KELAINAN BAWAAN PADA NEONATUS DAN PENATALAKSANAANNYA

Pertemuan Pertama (25 Nopember 2008)

Kelainan bawaan pada neonatus dapat terjadi pada berbagai organ tubuh. Dibawah ini beberapa kelainan bawaan pada neonatus, antara lain :

1. Labioskizis dan Labiopalatoskizis
Labioskizis atau labiopalatiskizis merupakan konginetal anomaly yang berupa kelainan bentuk pada struktur wajah, yang terjadi karena kegagalan proses penutupan procesus nasal medial dan maxilaris selama perkembangan fetus dalam kandungan
Etiologi :
• Kegagalan pada fase embrio yang penyebab belum diketahui
• Faktor Herediter
• Abnormal kromosom, mutasi gen dan teratogen
Manifestasi Klinik :
 Palatoskizis
Distorsi pada hidung
Adanya celah pada bibir
 Labioskizis
Adanya celah pada tekak (uvula), palatum durum dan palatum mole
Adanya rongga pada hidung sebagai celah pada langit-langit
Distorsi hidung
Penatalaksanaan :
• Tergantung pada beratnya kecacatan
• Pertahankan pemberian nutrisi yang adekuat
• Cegah terjadinya komplikasi
• Dilakukan pembedahan

2. Atresia Esophagus
Atresia esophagus adalah gangguan pembentukan dan pergerakan lipatan pasangan kranial dan satu lipatan kaudal pada usus depan primitif
Etiologi dari atresia esophagus yaitu kegagalan pada fase embrio terutama pada bayi yang lahir prematur
Manifestasi klinik pada neonatus dengan atresia esophagus antara lain :
-Hhipersekresi cairan dari mulut
- Gangguan menelan makanan (tersedak, batuk)
Penatalaksanaan :
• Pertahankan posisi bayi atau pasien dalam posisi tengkurap, bertujuan untuk meminimalkan terjadinya aspirasi
• Pertahankan keefektifan fungsi respirasi
• Dilakukan tindakan pembedahan

3. Atresia Rekti dan Atresia Anus
Atresia rekti yaitu obstruksi pada rektum (sekitar 2 c dari batas kulit anus). Pada pasien ini, umumnya memiliki kanal dan anus yang normal
Atresia anus yaitu obstruksi pada anus
Etiologi
Malformasi kongenital
Manifestasi Klinik
- Tidak bisa BAB melalui anus
- Distensi abdomen
- Tidak dapat dilakukan pemeriksaan suhu rektal
- Perut kembung
- Muntah
Penatalaksanaan :
Dilakukan tindakan kolostomi